Toxic Productivity: Ciri-Ciri, Bahaya dan Cara Menghindari

WEWAW Indonesia
6 min readOct 16, 2021

Menurut Dr. Julie Smith (psikolog klinis dari Hampshire, Inggris), toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk mengembangkan diri dan merasa selalu bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal. Orang yang terjebak dalam toxic productivity ini biasanya senang mengikuti banyak kegiatan bahkan sampai melakukannya secara bersamaan. Misalnya rapat organisasi A dan kepanitiaan B di aplikasi konferensi video melalui dua gawai berbeda. Selama pandemi COVID-19, hal ini semakin sering terjadi. Dalam beberapa kasus, bahkan mereka tidak mengenal kata istirahat. Apakah WAWgirls salah satunya?

Ciri-Ciri Toxic Productivity

1. Menomorduakan Kesehatan dan Hubungan Pribadi

Kegigihan dalam bekerja atau belajar memang tidak dimiliki seseorang dan patut diapresiasi. Tetapi jika etos kerja tersebut malah mengabaikan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, tidur, dll, maka produktivitas kamu sudah meracuni kehidupan. Orang-orang terdekat kita seperti anggota keluarga dan teman mungkin sudah berulang kali memberitahu dan mengeluh tentang kesibukan kita dengan sebutan:

“selalu bekerja”

“tidak pernah ada”

“selalu di depan laptop”

…dan sejenisnya. Sebenarnya mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Apalagi selama pandemi dimana kasus gangguan mental semakin marak di samping kasus COVID-19 itu sendiri.

2. Memiliki Harapan yang Tidak Realistis terhadap Diri Sendiri

Harapan yang tidak realistis ini dapat memperburuk situasi di masa pandemi. Mengharapkan hasil yang besar dari diri sendiri selama masa ini yang tidak masuk akal kemungkinan akan meningkatkan stres jika kita mencoba mempertahankan standar tersebut.

3. Sulit untuk Istirahat

Jika WAWgirls memiliki kesulitan untuk menyendiri atau beristirahat dan tidak sibuk bekerja, maka itu termasuk salah satu ciri-ciri toxic productivity. Ketika kita akhirnya beristirahat atau membiarkan diri sendiri memiliki hari libur, akan muncul perasaan bersalah. Atau, merasakan kegelisahan selama saat-saat bermain dan beristirahat atau hal-hal lain yang mungkin kita merasa “tidak produktif.” Orang mungkin mengeluh ketika acara keluarga atau kumpul bersama teman, namun diri kita secara emosional tidak bergabung bersama mereka. Karena pikiran kita terjebak dengan perasaan bersalah tersebut. Misalnya, kamu mungkin merasa tidak sabar saat temanmu bercerita panjang lebar karena rasanya seperti percuma dan buang-buang waktu.

Hal serupa juga bisa terjadi dengan melihat diri sendiri lebih rendah ketika tidak melakukan atau bekerja dengan cara tertentu. Bisa juga terganggu karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang terlihat lebih produktif daripada diri sendiri.

Bahaya Toxic Productivity

  1. Pada dasarnya toxic productivity telah membahayakan kesehatan kita untuk menjadi lebih produktif. Perilaku ini menempatkan kebutuhan tidur, makan, minum, dan bersosialisasi sebagai prioritas kesekian, sehingga tidak heran jika seseorang yang mengalami toxic productivity akan mengalami penurunan kondisi kesehatannya.
  2. Perilaku ini juga dapat membuat seseorang rentan terhadap stres, yang akan lebih berbahaya jika seseorang melepaskan stres pada kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi, seperti alkohol, merokok atau obat-obatan terlarang.
  3. Perasaan lelah atau kehilangan minat pada sesuatu yang biasa kita lakukan yang sering disebut burnout dapat berdampak pada pekerjaan, kebiasaan atau hobi yang semula banyak diminati menjadi tidak ada rasa minat sama sekali karena kondisi ini. Hal ini malah mengakibatkan produktivitas justru akan menurun karena tidak adanya keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi.

Cara Menghindari Toxic Productivity

1. Tetapkan Tujuan yang Realistis (Sesuaikan Sesuai Kebutuhan)

Dalam menetapkan tujuan, penting bagi WAWgirls untuk mempertimbangkan konteks. Selama masa pandemi mungkin ada tuntutan ekstra seperti berkuliah sembari membantu adik mengerjakan PR atau bekerja sembari mengurus kegiatan lain.

WAWgirls mungkin perlu mengurangi tujuan tertentu yang bukan menjadi prioritas, seperti menambah kegiatan organisasi yang sudah padat atau menumpuk-numpuk pekerjaan rumah untuk mengakomodasi semuanya bisa selesai.

Bersikap realistis adalah salah satu cara menyadari bahwa bekerja atau berkuliah dari rumah cenderung memiliki lebih banyak distraksi dan gangguan serta dalam sebagian besar kasus lebih mudah memicu stres daripada bekerja dari kantor atau berkuliah langsung di kampus. Saat kita berada di bawah tekanan, kemampuan kita untuk berkonsentrasi dan berpikir jernih menurun. Sehingga akan bermanfaat jika beberapa tugas atau tujuan utama diperpanjang tenggat waktunya untuk mengurai tingkat stres.

Jika WAWgirls memiliki kendali dalam mengelola tim kerja atau kelompok, kamu juga dapat merevisi tujuan utama yang ingin dicapai untuk mereka. Karena bagaimana pun, tim juga memiliki imbas dari “produktivitas” kita.

2. Membingkai Ulang Apa Artinya Istirahat

Istirahat bukan hanya suatu kata untuk orang yang lemah. Istirahat 100% diperlukan bagi semua orang. Berbagai studi sudah menunjukkan bahwa orang yang beristirahat pada akhirnya menjadi lebih produktif daripada yang tidak.

WAWgirls perlu membingkai ulang istirahat seperti apa yang diperlukan untuk menjadi bagian penting dari produktivitas yang sebenarnya. Kita harus melihat istirahat sebagai alat yang diperlukan untuk menunjang produktivitas dalam mencapai tujuan kamu dengan lebih efektif. Alih-alih beristirahat ketika sudah merasa di ambang kehancuran, akan lebih baik dengan menjadwalkannya secara teratur sepanjang hari. Kamu akan merasa jauh lebih baik dan dalam jangka panjang bisa mencapai tujuan lebih banyak lagi.

3. Melatih Perhatian Penuh

Perhatian penuh adalah cara untuk membantu kita terhubung dengan diri kita sendiri dan hal-hal yang terjadi saat ini. Perhatian penuh mengundang kita untuk mengamati dan menerima apa yang terjadi di sekitar kita dan di dalam diri kita tanpa menghakimi.

Kita belajar untuk lebih sadar akan tubuh dan kebutuhan kita. Perhatian penuh terbukti memiliki segala macam manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan aktivitas lobus frontal, di mana penalaran logis dan fungsi yang bertugas mengeksekusi rencana berlangsung.

Melatih perhatian penuh juga membantu kita memutuskan hubungan dari naluri yang sering membuat kita terjebak dalam toxic productivity. Hal ini memberi kita memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan dunia luar dengan cara yang lebih siap dan sehat.

4. Bantuan Teman

Pastikan bahwa WAWgirls memiliki teman-teman bijak yang dapat membuat kamu bertanggungjawab dan sadar akan perilaku merusak diri sendiri. Yang terpenting, ikuti saran mereka. Ketika mereka mengatakan Anda terlalu banyak bekerja dan perlu istirahat, dengarkan mereka.

5. Tentukan Batasan yang Lebih Jelas

Perjelas batasan kamu untuk mendapatkan hasil dengan lebih baik. Tetapkan beberapa batasan “dasar” dan kemudian perbaiki sesuai kebutuhan, seperti: Batasan dasar ini hanyalah ide untuk membantu Anda memulai, tetapi dapat disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda.

6. Melakukan “Self-Talk”

Apakah WAWgirls mendefinisikan rasa harga diri dengan seberapa produktif kamu? Jika demikian, kamu mungkin terjebak dalam siklus mengejar pencapaian yang memberimu rasa berharga sementara. Sampai hal itu hilang dan kamu membutuhkan pencapaian lain untuk membuat diri sendiri merasa berharga.

Untuk menyembuhkan hal ini, kamu perlu self-talk seperti memberikan kalimat-kalimat afirmasi positif pada diri sendiri. Mulailah dengan melihat bahwa nilai kita bukanlah tergantung pada apa yang dihasilkan atau dicapai tetapi pada siapa diri kita.

Tanyakan pada diri sendiri:

“Apakah aku akan memiliki harapan yang sama untuk seseorang yang sangat saya sayangi?”

Jika jawabannya tidak, maka kita juga seharusnya tidak memiliki harapan ini untuk diri sendiri. Berlatihlah untuk berbicara kepada diri sendiri seperti yang kita lakukan kepada seorang teman baik.

Sangat normal untuk merasa tidak nyaman dengan perubahan yang dialami karena COVID-19, tetapi ini merupakan kesempatan bagus untuk menjadi diri sendiri yang sejati dan pulih dari hal-hal yang tidak membantu kita dengan baik. Sadar dengan hal-hal buruk yang terjadi pada fisik dan mental seperti toxic productivity merupakan salah satu pertanda kita perlu lebih awas. Karena “sakit” di masa pandemi mengajarkan bahwa sakit itu sendiri tidak hanya yang bisa terlihat oleh mata, tapi lebih banyak lagi sakit yang hanya bisa dirasakan tanpa terlihat wujud sakitnya.

WEWAW memiliki wadah aman dan nyaman untuk berbagi dan berkembang salah satunya dalam mendeteksi toxic productivity kamu. Selain itu, program yang diberi nama WAWclub ini memiliki berbagai macam kelas yang bisa diakses secara eksklusif sampai 31 Januari 2022. WAWgirls cukup melakukan registrasi lewat bit.ly/daftarwawclub dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 75.000,-. Untuk informasi lengkap soal WAWclub, cek di sini.

--

--

WEWAW Indonesia

Women Empower Women At Work, a social community who helps Indonesia’s young women to pursue career & business ambitions.