3 Alasan Mengapa Diam Tidak Selalu Emas

WEWAW Indonesia
4 min readOct 5, 2021

--

Di beberapa situasi tertentu, diam tidak selalu emas.

Gambar: Kristina Flour dari Unsplash

WAWgirls pasti tidak asing dengan pepatah “Diam itu Emas.” Hal ini kerap didengar bisa sedari di bangku Sekolah Dasar saat pelajaran Bahasa Indonesia, dengan maknanya yang baik yang bisa diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari. Sebab, teman-teman bisa memaknainya dengan “lebih banyak mendengar dan observasi daripada asal berbicara” dan masih banyak lagi interpretasinya.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan makin kompleksnya kegiatan manusia, pepatah ini relevansinya bisa berkurang, tergantung situasi di mana teman-teman berada. Betul, kemampuan mendengar masih penting untuk terjaganya komunikasi yang baik. Akan tetapi, sebelum terwujudnya cita-cita untuk membangun komunikasi sehat tersebut, masih tetap ada alur di mana hanya diam saja tidak memecahkan masalah dengan lancar.

Manusia, dengan bagasi emosionalnya yang beragam, pastinya punya kemampuan merasa yang juga berbeda-beda. Juga, hal ini bukan sesuatu yang bisa dilihat dengan kasat mata. Untuk itu, WEWAW sudah mengemas pemecahan masalah untuk kapan diam tidak selalu emas.

Kapan diam tidak emas?

Pada dasarnya, ketika ada hal-hal yang menyangkut tentang keselamatan jiwa dan raga dan pengembangan diri, diam bukan alternatif yang menjanjikan. Situasi tersebut akan atau mungkin sudah sering ditemui dalam kegiatan WAWgirls mulai di ranah berorganisasi, bekerja, berbisnis, hingga hubungan interpersonal. Ini saatnya teman-teman menyiapkan bekal supaya lebih bijak dalam menghadapi persoalan.

Gambar: Alycia Fung dari Pexels

1. Bertanggung jawab atas perbuatan yang salah

Biasanya, hal ini terjadi disaat situasinya menyangkut setidaknya 2 orang atau lebih. Contohnya, saat teman-teman menjadi sebuah kepala koordinasi di acara kampus, pastinya teman-teman sudah memegang kepercayaan antar staf. Tetapi, beberapa di antaranya masih baru dalam dunia event dan belum terbiasa untuk memberi laporan keuangan. Saking fokus pada hal-hal kurang mendesak, laporan yang dimaksud hampir terlupakan dan ada tindak ketidakjujuran, padahal penting untuk keperluan jadwal acara yang akan diselenggarakan dalam 1 minggu ke depan.

Apa kemungkinan yang terjadi kalau kepala koordinasi atau koordinator lain diam saja? Adakah pelajaran yang bisa dipetik dari kerja sama ini?

2. Memberi pernyataan jujur

Apakah ada diantara WAWgirls yang baru saja mencicipi dunia kerja? Mau itu program magang atau pekerjaan full-time pertama, pastinya ada hal-hal baru yang teman-teman belum mendapatkannya saat masih di bangku kuliah dan pengalaman ekstrakurikuler lainnya. Suatu hari ada perasaan ragu dan bingung yang muncul secara terus-menerus, lalu apa solusinya? Kak WAW menawarkan pilihan nih; lebih memilih speak up atau anggap angin lalu saja?

Mengapa ada pilihan menjadi vokal dengan penuh kejujuran? Sebab hal ini untuk keberhasilan bersama; bersama rekan tim, divisi, maupun perusahaan atau instansi terkait. Manfaatnya juga akan kembali ke teman-teman, seperti pembentukan karakter dan mendapat ilmu baru akan apa yang harus dikerjakan dan diselesaikan tepat waktu.

3. Dalam keadaan darurat

Saat ini, kesadaran akan kesehatan mental kian meningkat. Ada berbagai gejala dan tanda-tanda yang sebenarnya dapat membahayakan nyawa. Lagi-lagi, pilihan tetap diam atau mencari pertolongan sudah di depan mata. Nah, setelahnya adalah tentang konsekuensi kalau memilih salah satu dari opsi tersebut.

Kalau kamu diam, apakah orang-orang disekitarmu akan paham dengan situasimu? Dan kalau meminta tolong pada orang-orang di sekitar yang terpercaya, sudahkah menemukan solusinya?

Risiko dalam diam

Gambar: Liza Summer dari Pexels

Memilih untuk berdiam dulu juga menjadi solusi yang bijak. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, aktivitas ini juga bisa berdampak bagi pihak-pihak yang merasakan.

Pertama, banyak berdiam tanpa memilah permasalahan dapat menciptakan bom waktu. Ketika ada tindak ketidakjujuran, risiko dari perbuatan tersebut bisa cepat atau lambat membuat rugi orang-orang yang terlibat. Terlebih lagi, kalau penanganannya tidak segera, bisa-bisa memakan korban yang semakin banyak.

Kedua, di berbagai kesempatan seperti diskusi yang membangun, WAWgirls bisa kehilangan kesempatan emas untuk berkembang. Seperti contoh, saat ada kesempatan bertanya di kelas mengenai topik yang sedang menjadi fokus studi atau karier, tetapi ada penghambat yang membuat pilihan diam paling tepat.

Sudahkah WAWgirls menentukan pilihan untuk tetap memilih diam atau pelan-pelan menunjukkan keberanian untuk menyampaikan dengan bijak? WEWAW selalu memberi wadah untuk wanita muda Indonesia untuk terus berkembang dalam karier dan bisnis. Ada berbagai informasi menarik yang bisa juga disimpan dengan follow akun IG di @wewaw.id.

--

--

WEWAW Indonesia
WEWAW Indonesia

Written by WEWAW Indonesia

Women Empower Women At Work, a social community who helps Indonesia’s young women to pursue career & business ambitions.

No responses yet